Assalamualaikum wr.wb

Kamis, 18 Desember 2014

Masalah Kesehatan Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan di Wilayah Papua




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
           Kesehatan merupakan  hak asasi manusia dan salah  satu  unsur  kesejahteraan yang  harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa Indonesia. Sesuai amanat Pasal 14 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan membina, dan mengawasi penyelenggaraan  kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.” Secara umum  status kesehatan penduduk dengan tingkat sosial ekonomi tinggi, di kawasan perkotaan, cenderung lebih baik. Sebaliknya, status kesehatan penduduk dengan sosial ekonomi rendah di daerah perdesaan masih tertinggal sehingga pemerataan upaya kesehatan di Indonesia belum dapat dilaksanakan secara optimal karena kendala geografis dan sosial, yaitu mereka yang tinggal di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK).
Di satu sisi, sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang luas masih ditemukan keterbatasan  sarana prasarana pelayanan kesehatan khususnya di DTPK sehingga akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan rendah. Di sisi lain, kurangnya minat tenaga kesehatan yang bersedia ditempatkan di wilayah DTPK turut menyumbang status kesehatan masyarakat yang tergolong rendah. Permasalahan ketidakmerataan upaya kesehatan ini juga disebabkan permasalahan sosial yaitu tingkat kemiskinan masyarakat setempat sehingga tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan.
                Salah satunya Papua terkenal dengan wilayah dengan tingkat kesehatan yang rendah. Hal itu dapat terlihat dari berbagai macam penyakit yang pernah dirasakan masyarakat, antara lain kasus busung lapar, malaria, aids, dan berbagai macam penyakit lainnya. Semua itu merupakan dampak dari kesehatan yang tidak terpelihara dengan baik sehingga membuat tingkat kematian pun tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Papua, Dr Bagus Sukaswara mengatakan, salah satu hal yang mendasar di bidang kesehatan Papua adalah masalah gizi buruk. Ia mengatakan bahwa permasalahan yang menyebabkan terjadinya gizi buruk antara lain karena kurangnya pengetahuan tentang makanan beragam, seimbang, bergizi, dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu juga dikarenakan masyarakat kurang menyadari untuk mengkonsumsi makanan yang beragam dan bergizi dan terbatasnya teknologi pengelolaan pangan.Selain kasus diatas, permasalahan lainnya yang menyangkut kesehatan masyarakat Papua adalah belum optimalnya pelayanan kesehatan dan prasarananya hingga ke kampung-kampung, termasuk didalamnya ketersediaan puskesmas, sumberdaya pelayan kesehatan seperti dokter dan perawat.
              Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan kesehatan di DTPK yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kebijakan Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. Upaya mengimplementasikan kebijakan tersebut secara khusus akan menjadikan kawasan perbatasan sebagai kawasan beranda depan yang berinteraksi positif dengan negara tetangga dan secara umum meningkatkan akses pelayanan kesehatan di DTPK. Untuk itu diperlukan upaya dan komitmen seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, legislatif, dunia usaha, masyarakat adat, dan sebagainya.


1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi Pelayanan Kesehatan yang ada di Papua?
2. Apa saja  permasalahan  yang dihadapi oleh masyarakat Papua menyangkut masalah kesehatan  ?
3. Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan untuk  mengatasi masalah kesehatan di Papua?


1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pelayanan kesehatan yang ada di Papua.
2. Untuk mengetahui  permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Papua menyangkut masalah kesehatan.
3. untuk mengetahui bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasai masalah kesehatan di Papua

1.4 Manfaat Penelitian           
            Tulisan ini diharapkan memberikan informasi bagi para pembaca mengenai apa saja permasalahan yang dihadapi masyarakat Papua dan bagaimana pembangunan dalam meningkatkan pelayanan dan pemerataan  masalah kesehatan pada masyarakat Papua. Penulis berharap tulisan ini dapat  menambah wawasan para pembaca, khususnya para akademik dan mahasiswa.

1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam proposal penelitian ini dibagi menjadi tiga bab, tiap bab terbagi atas beberapa sub bab, sistematika ini dibuat dengan maksud mendapatkan gambaran umum tentang isi prposal penelitian ini, serta masalah pokok secara lebih terperinci sehingga akan mudah dipahami dan dimengerti. Sistematika penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB    I           : Pendahuluan
Bab pertama ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian dan Sistematika Penulisan yang merupakan gambaran umum dari semua bab.
BAB    II         : Tinjauan Pustaka
Dalam  bab  dua  ini  akan  dijelaskan  mengenai  bagaimana kondisi pelayanan kesehatan yang ada di Papua, permasalahan kesehatan  yang  dihadapi  masyarakat Papua , bagaimana upaya yang dapat dilakukan untu mengatasai masalah kesehatan di Papua
BAB   III        : Metode Penelitian
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai objek penelitian  dan metode  pengumpulan data.
BAB    IV        : Penutup
Pada bab ini, penulis mencoba untuk memberikan beberapa kesimpulan berdasarkan apa yang telah diuraikan  pada bab I sampai dengan bab III serta beberapa saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.